Senin, 25 Maret 2013

Hobby Baru

Berawal dari penatnya dengan kesibukan dan rutinitas jadi kuli, tiba-tiba terlintas begitu saja keinginan untuk memiliki sebuah kamera yang kini sudah menjadi hobby mainstream di kalangan umum terutama di kota-kota besar, dari kalangan muda hingga tua tiba-tiba menggandrungi hobby tersebut.
Tidak ada yang salah dengan fenomena dimana banyak orang tiba-tiba mendadak memiliki minat di bidang fotografi, dari yang serius sampai kuliah-pun ambil jurusan fotografi, dan adapula yang hanya sekedar untuk senang-senang / iseng-iseng, tapi tidak sedikit juga yang hanya mengikuti trend / lifestyle semata. Hmmm saya kira-kira masuk kategori yang mana ya..?? hehe..

Yang menjadi ironis adalah sebenarnya hobby ini sudah lama saya coba untuk tekuni dahulu semasa kuliah dengan mengambil kegiatan mahasiswa di bidang fotografi, tapi karena waktu itu lagi hangat-hangatnya main musik / band jadi hanya satu kali masuk kelas fotografi tapi besoknya dan seterusnya Alpa terus :D
Jika diingat-ingat kembali kenapa saya mau coba masuk kegiatan mahasiswa di bidang fotografi tersebut adalah semata-mata hanya ingin mencoba apakah bakat atau seni yang pernah ayah saya geluti dulu sebagai wartawan / fotografer mengalir juga di diri saya. Hmm tiba-tiba pada saat saya menulis ini terlintas seberapa intens dan dekatnya beliau terhadap kamera, lensa, filter, Umbrella, Tripod dan peralatan lainnya bahkan sampai cuci cetakpun terkadang dilakukannya sendiri di kamar gelap, karena pada saat itu memang era kamera analog. Bahkan mungkin mainan pertama sayapun adalah beberapa tumpukan plastik bulet bekas roll film dibanding mobil-mobilan / robot-robotan. Saya ingat betul sesekali ayah saya sepertinya mencoba untuk memperkenalkan dunianya pada saat itu kepada saya diwaktu kecil, tapi entah kenapa tidak ada sepercikpun minat tersebut, sampai masa-masa SMA pun tidak ada kecemburuan sedikitpun ketika satu-persatu "peralatan tempurnya" diberikan kepada saudara ataupun orang lain. Ah iya terlintas lagi kenakalan masa kecil ketika beberapa petasan cabe rawit dan jangwes saya taruh bersamaan dengan lemari khusus yang biasa untuk meletakan lensa dan filter dengan lampu di dalamnya karena saya fikir itu cukup hangat untuk membuat petasan saya tidak sembleb. hehe. Sudahlah, nostalgia memang tidak ada habisnya. :)

Kembali lagi kepada hobby saya yang tiba-tiba muncul tidak terkendali ini saya putuskan untuk membeli sebuah kamera digital atau yang biasa disebut DSLR. 
Masalahnya adalah saya tidak punya cukup referensi/pengetahuan sama sekali untuk membeli kamera tersebut, sempat hampir tergoda untuk membeli kamera bekas pakai yang ditawari seorang teman. 
Hasil dari bertanya-tanya dari ayah saya, saudara, teman dan internet maka saya putuskan untuk beli baru saja, dan dari referensi di internet beberapa toko cukup banyak testimoni positif, hingga mengerucut kepada 3 toko yaitu : JPC Kemang, Jeff N Co CitraLand dan Focus Nusantara Tanah Abang, saya putuskan hari libur di hari sabtu untuk meluncur ke Focus Nusantara di tanah abang karena Jeff N Co ketika saya coba telpon memberi harga lebih mahal dibanding Focus Nusantara.
Ketika sampai di sana ada seorang newbie seperti saya yang boleh dibilang sedang diberi pelatihan atau berbagi ilmu yang dilakukan oleh staff toko tersebut dengan telaten, hmmm saya berfikir tidak salah saya kemari. Tidak beberapa saat saya dihampiri oleh seorang wanita penjaga toko dan saya minta untuk diambilkan Canon 600D dengan lensa kit 18-55, kenapa saya memilih tipe tersebut adalah karena kebetulan budget atau kemampuan saya memang hanya cukup untuk membeli tipe tersebut yang notabene menurut saya cukup baik untuk kelas pemula, Kalau ditanya kenapa pilihan jatuh kepada merk tersebut kenapa tidak merk lain seperti NIKON, SONY atau merk lainnya adalah lebih ke range harga dan tipe yang sedikit lebih variatif serta User Interface yang lebih friendly menurut saya pribadi. Soal kulitas perbandingan merk lain tersebut saya tidak tahu sama sekali sebelumnya meski sudah pernah sekilas mencoba menggunakan kamera dari beberapa merk tersebut. Saya fikir semua ingin memberikan yang terbaik, toh jika kualitasnya buruk mereka tidak akan eksis sampai sekarang, kembali lagi bicara merk adalah sangat subjektif sama ketika pertanyaan lebih bagus mana antara motor Honda dan Yamaha..?? tentunya berbagai perspektif muncul dari berbagai individu. 

Aduh sudah mulai ngantuk, besok harus nguli lagi nih, singkatnya hati-hati membeli kamera, karena tidak sedikit toko yang memanfaatkan ketidak tahuan kita sebagai calon konsumen mengenai kamera yang cukup kompleks dan presisi ini untuk mengambil untung sebanyak mungkin dari calon pembelinya.

Jangan terlalu mengambil kesimpulan jika kamera yang kita beli tidak sebagus tipe atau merk lain, jangan-jangan malah kita yang belum explore lebih jauh lagi feature-featurenya. :D

Oh iya tadi ada teman yang bawa kamera Nikon D3100, setelah dicoba lebih jauh ternyata memang saya tidak salah pilih.. Canon memang cocok untuk saya.. hehe..

Link referensi :