Senin, 22 Agustus 2011

Perkembangan 3 Media Rekam dan kelemahannya

Perkembangan teknologi media rekam dewasa ini begitu pesat dari yang proses analog berupa Piringan Hitam dengan phonograph-nya sampai yg digital berupa file seperti .mp3, .wav dst.
Prinsipnya teknologi media rekam pada dasarnya ada 3 yaitu yang menggunakan media Piringan/plat, Pita dan CD.

1. Piringan Hitam / Plat

Piringan Hitam mulai populer sejak tahun 1948
Ada beberapa alat untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph.
Cara kerja piringan hitam sama saja disemua alat pemutarnya, yaitu dengan menggunakan stylus, yang berbentuk seperti jarum yang berada di pinggiran piringan hitam. Stylus itu berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang suara yang direkam di piringan hitam dan kemudian meneruskannya ke alat pengeras suara.

Beberapa kelemahanya adalah masih mahalnya harga piringan beserta alat pemutarnya, bahkan sampai proses rekaman hingga diproduksi menjadi kepingan plat pada saat itu. Bahkan dahulu kala beberapa artis hanya sanggup merekam lagu single nya saja di atas piringan yang hanya mampu memuat 1 lagu pada tiap sisinya.
Karena alat putarnya bergantung pada media jarum dan poros piringan yg berputar secara mekanis yg mudah 'aus' maka rentan sekali kualitas yang mudah mengayun meskipun pada dasarnya piringan hitam itu kualitasnya terbilang bagus selagi tidak ada baret (sama seperti cd).


2. Pita Kaset

Pada sekitar tahun 1963 kaset sudah dikenal, namun baru sekitar tahun 1970an kaset boleh bisa dikatakan menggeser popularitas pendahulunya yaitu piringan hitam dikarenakan kemampuan rekamnya yang bisa menampung hingga 60 menit lebih, juga lebih praktis karena bentuknya jauh lebih kecil.
Teknologi Pita Magnetik inilah yang juga memicu tumbuh pesatnya teknologi Format sejenis seperti Betacam / VHS.
Namun sekali lagi, tercapainya teknologi pita magnetik tersebut pada era itu tidak terlepas dari kekurangan, yaitu diantaranya :
> Tidak tahan terhadap air (kita pernah dengar orang membersihkan plat/cd dengan mencucinya dengan air bersih, tapi kita belum pernah dengar ada yang membersihkan kaset dengan dicuci apalagi direndam kan?!)
> Pita Magnetic sensitif terhadap perubahan suhu dan kotoran / debu.
> Karena bentuknya pita dan tipis makarentan sekali robek, bergelombang atau bahkan putus.

Tapi terus terang saya kangen loh sama ayunan dan mendemnya kaset yang sudah usang, karena kita gak bisa denger itu lagi di format digital seperti mp3 dll.
Ini contoh dari kekurangan kualitas pita magnetik beserta playernya pada saat diputar.

garis-garis hitam atau grenyek-grenyek berwarna putih yang naik turun atau muncul secara tiba-tiba akibat penurunan kulitas pita / head pemutarnya.


3. LaserDisc.

Teknologi ini populer di awal tahun 1980 hingga sekarang dalam format yang lebih kecil dan canggih seperti CD, VCD, DVD, BlueRay..dst..
Karena kualitas yang semakin membaik, perawatan yang tidak sulit, serta kemampuan penyimpanan data yang lebih banyak maka teknologi ini cepat sekali memikat pasar.
Namun sekali lagi.. tidak ada gading yang tak retak. Media ini juga memiliki kelemahan diantaranya adalah mudah baret / lecet bahkan terkelupas lapisan luarnya hinga tidak bisa terbaca sama sekali oleh alat pemutarnya.
namun karena terbuat dalam format yang berbeda dengan pita magnetic maka hasil kerusakan yang dapat kita dengar / lihatpun berbeda.
Kita tidak akan lagi mendengar format CD suara mendem apalagi- mengayun akibat kualitas CD yang menurun, yang ada adalah stretching gambar atau suara 'krecek-krecek'. seperti pada gambar berikut
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar